International Travel Blogger Trip: Menyambangi Ibu Kota-nya Orangutan di Tanjung Puting
Meliuk-liuk bak ular yang membelah hijaunya hutan Kalimantan, sungai sejauh 55 km adalah jalur yang perlu ditempuh sekira 4 jam dari Pangkalan Bun untuk tiba di ibu kota-nya orangutan yang menjadi harta berharga Indonesia dan bahkan dunia. Ya, di Taman Nasional Tanjung Puting berdiam hewan cantik nan memukau yang siap Anda kunjungi kapan pun. Lupakan sejenak komodo, ayo bermain ke lebatnya belantara hutan Tanjung Puting di Kalimantan Tengah!
Peserta travel blogger internasional yang terpilih dari beberapa negara berkesempatan melakukan trip selama 14 hari di Indonesia. Mereka adalah: Eunice Khong (Singapura), David Lee (Amerika Serikat), Anton Diaz (Filipina), Kirsten Alana (Amerika Serikat), Juno Kim (Korea Selatan), Stephen Bugno (Amerika), Michael Turtle (Australia), dan Cailin O’neil (Kanada). Kegiatan International Travel Bloger Trip tersebut diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan tulisan mereka akan disokong oleh www.indonesia.travel.
Tanjung Puting menjadi destiansi awal penjelajahan mereka di Indonesia yang dimulai Minggu (7/10) bermula dari Jakarta kePangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Berikutnya dari pelabuhan terdekat perjalanan dilanjutkan menggunakan klotok wisata (perahu kayu) menyusuri Sungai Sekonyer untuk tiba diTaman Nasional Tanjung Puting. Di sini adalah rumah bagi sejumlah besar makhluk hidup, baik flora dan fauna khas Kalimantan. Taman nasional ini juga menjadi salah satu tempat terpenting di Asia Tenggara untuk pelestarian hewan primata, burung, reptil dan ikan.
Tanjung Puting menjadi destiansi awal penjelajahan mereka di Indonesia yang dimulai Minggu (7/10) bermula dari Jakarta kePangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Berikutnya dari pelabuhan terdekat perjalanan dilanjutkan menggunakan klotok wisata (perahu kayu) menyusuri Sungai Sekonyer untuk tiba diTaman Nasional Tanjung Puting. Di sini adalah rumah bagi sejumlah besar makhluk hidup, baik flora dan fauna khas Kalimantan. Taman nasional ini juga menjadi salah satu tempat terpenting di Asia Tenggara untuk pelestarian hewan primata, burung, reptil dan ikan.
Akan tetapi, dari semua kekayaan dan kemegahan alam di Tanjung Puting, dunia akan selalu mengingat bahwa tempat tersebut adalah ibu kota-nya orangutan di muka bumi. Bagaimana tidak, di situ ada sekira 6.000 hingga 9.000 orangutan (catatan Camp Leakey hingga September 2012). Jumlah tersebut jelas menunjukan bagaimana orangutan berhasil bertahan dari jumlahnya yang terus berkurang saat deforesasi menggerus hijaunya hutan di Pulau Kalimantan.
Peserta blogger internasional benar-benar merasakan pengalaman langsung menyusuri lebatnya hutan yang dibelah sungai-sungai berkelak-kelok. Menaiki klotok wisata menjadi pengalaman baru bagi mereka apalagi dengan pelayanan prima awak kru dan pramuwisata berpengalaman. Kali ini peserta blogger internasional itu mengalami langsung makan dan tidur di atas klotok. Beratapkan langit penuh bintang dan musik alam dari suara merdu hewan hutan adalah hal yang akan mengisi rangkaian cerita dalam blog mereka masing-masing nantinya.
Orangutan sendiri merupakan hewan cantik luar biasa. Mereka memakan sekira 200 jenis makanan dari hutan di Taman Nasional Tanjung Puting seperti dedaunan, buah-buahan, hingga serangga. Dalam sehari hewan ini akan membuat sarang sebanyak satu hingga empat kali dengan memetik daun-daun di pohon. Sarang tersebut menjadi tempat berlindung mereka saat siang hari dan hujan. Satu sarang untuk satu orangutan dan itu disesuaikan dengan bobot tubuh mereka dan kenyamanannya. Oleh karena itu, jarang bekas sarang satu orangutan akan digunakan orangutan yang lainnya, apabila terjadi maka itu akan direnovasi ulang sesuai beban tubuhnya. Orangutan adalah hewan yang pandai memainkan mimik wajah, manja, dan pandai meniru manusia. Tingkat kecerdasannya untuk kategori primata terbilang tinggi. Pernah didapati seekor orangutan meniru nelayan sungai setempat dengan menaiki perahu kosong dan dengan tangan mereka sendiri memegang sampan mendayung perahu tersebut.
Di Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan di Camp Leakey, peserta blogger internasional melihat orangutan dari jarak sekira 2 meter di lokasi feeding platform. Di situ makanan berupa pisang dan susu diberikan penjaga dan pengawas kepada orangutan liar dan orangutan yang pernah ditangkap. Hal itu jualah yang membuat orangutan tidak kekurangan makanan saat musim sedang tidak bersahabat atau tidak menyediakan cukup makanan bagi mereka.
Orangutan sendiri merupakan hewan cantik luar biasa. Mereka memakan sekira 200 jenis makanan dari hutan di Taman Nasional Tanjung Puting seperti dedaunan, buah-buahan, hingga serangga. Dalam sehari hewan ini akan membuat sarang sebanyak satu hingga empat kali dengan memetik daun-daun di pohon. Sarang tersebut menjadi tempat berlindung mereka saat siang hari dan hujan. Satu sarang untuk satu orangutan dan itu disesuaikan dengan bobot tubuh mereka dan kenyamanannya. Oleh karena itu, jarang bekas sarang satu orangutan akan digunakan orangutan yang lainnya, apabila terjadi maka itu akan direnovasi ulang sesuai beban tubuhnya. Orangutan adalah hewan yang pandai memainkan mimik wajah, manja, dan pandai meniru manusia. Tingkat kecerdasannya untuk kategori primata terbilang tinggi. Pernah didapati seekor orangutan meniru nelayan sungai setempat dengan menaiki perahu kosong dan dengan tangan mereka sendiri memegang sampan mendayung perahu tersebut.
Di Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan di Camp Leakey, peserta blogger internasional melihat orangutan dari jarak sekira 2 meter di lokasi feeding platform. Di situ makanan berupa pisang dan susu diberikan penjaga dan pengawas kepada orangutan liar dan orangutan yang pernah ditangkap. Hal itu jualah yang membuat orangutan tidak kekurangan makanan saat musim sedang tidak bersahabat atau tidak menyediakan cukup makanan bagi mereka.
Kunjungan ke Taman Nasional Tanjung Puting membuat peserta blogger internasional bukan saja melihat langsung orangutan yang menakjubkan. Akan tetapi, mereka juga berkesempatan belajar lebih banyak tentang pentingnya hutan dan bagaimana melindungi spesies yang terancam punah tersebut. Peserta international travel blogger melakukan penanaman pohon di Tanjung Puting dan diberi nama mereka masing-masing. Hal ini secara langsung memberi pesan kepada international travel blogger bahwa melindungi hutan menjadi tanggung jawab bersama.
Cailin, blogger dari Kanada bercerita bahwa ia dan masyarakat dunia pastinya berharap penuh agar hutan benar-benar dilindungi pemerintah dan karenanya dijaga dari aksi-aksi pemanfaatan hutan yang berlebihan serta tidak bertanggung jawab. Saat menyambangi information center di Camp Leakey, Cailin menyayangkan masih adanya perburuan satwa, pembalakan liar, dan deforesasi dari hutan lindung. Bagaimanapun juga hutan kalimantan menjadi tempat yang aman bagi orangutan dan ratusan spesies hewan berharga dunia lainnya. Lebih berarti lagi bahwa hutan Kalimantan harus terus berperan menjadi paru-paru Bumi. Semua orang bertanggung jawab menjaganya dan bukan saja masyarakat dan pemerintah Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar